Mau memetik dan langsung makan durian di lokasi? Wisataagro ini tidak boleh Anda lewatkan saat musim durian.
Terletak di Dusun Ramba’an, Desa Sukorejo, Kec. Pasrujambe, Lumajang, Jatim, Agro Wisata Royal Family (AWRF) ini memberikan nuansa alamiah layaknya sebuah kebun durian milik sendiri. Memasuki gerbang lokasi terdapat gapura bambu yang kokoh sebagai pintu masuk.
AWRF yang berada di kawasan sejuk ini mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.Yang naik kendaraan umum bisa melalui Terminal Wonorejo naik angkot ke arah Klojen dan ganti angkot ke pasar Senduro. Dari pasar Senduro naik ojek ke lokasi wisata agro.
Tempat wisata ini dibangun agar pengunjung tak hanya sekadar berwisata tapi juga bisa belajar tentang pertanian tanaman buah tropis yang baik dan benar. “Kami berusaha mengajarkan pengunjung untuk bisa menjadi entrepreneurdi bidang pertanian nantinya,” tutur HM Fairozi, pemilik AWRF sdarwinteka04.blogspot.comaat ngobrol dengan AGRINA.
Menurut Fairozi, dulu dirinya petani salak, manggis, durian, buah naga, kelengkeng, belimbing dan beberapa buah tropis lainnya. “Saya mengusahakan tanaman buah sejak 1995.Saat memulai banyak yang mencibir, tapi begitu melihat keberhasilan saya banyak masyarakat mencontoh,” kenang petani yang royal kepada teman-temannya ini. Lalu didirikanlah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Permata Hitam. Dari sinilah tercetus ide untuk membuat tempat wisata. Akhir April 2010, Agro Wisata Royal Family mulai dibuka untuk umum.
Keliling Kebun Durian
AWRF dibuka setiap hari mulai pukul 08.00–16.00. Dengan tiket masuk hanya Rp10 ribu/orang, pengunjung bisa berwisata, berenang, dan memetik buah. Tiba di lokasi petugas akan selalu siap memberikan berbagai informasi seputar AWRF. Mau jalan-jalan di lokasi yang asri dengan menikmati keindahan dan hijaunya berbagai tanaman tropis yang berbuah atau hanya belajar budidaya. Dari gerbang ini pengunjung melanjutkan perjalanan sendiri atau ditemani pemandu wisata.
Di tempat ini berbagai varietas durian menjadi andalan. Cukup menyenangkan memilih dan memetik sendiri durian yang masih bergantungan di pohon, dan makan sepuasnya. Tentunya dengan harga yang sudah termasuk dalam paket kunjungan. Saat musim durian, di sini pengunjung ternyata lebih suka menyerbu si lokal ketimbang durian monthong yang juga tersedia.
Menurut Shelly Faricha Niesya, Humas AWRF, total luas lahan AWRF yang 12 hektar terbagi menjadi dua bagian, separuh untuk agrowisata dan separuh lagi buat tanaman industri seperti sengon dan jabon. Sedangkan untuk buah-buahan tropis dikembangkan dalam blok-blok sesuai jenis buahnya, seperti blok salak, durian, manggis, dan tanaman buah lainnya. Pola tanam di area AWRF adalah cara tumpangsari.
Puas berjalan-jalan, cobalah mencicipi “Denada”ataudendeng nangka muda. Olahan ini bisa juga jadi buah tangan. Begitu juga dengan beras diet, dendeng bambu muda yang cocok sebagai menu para pecinta vegetarian.
Arena Bermain
Bagi anak-anak tersedia arena permainan yang cukup luas dan arena permainan luar ruang (outbound). Fasilitas lainnyaadalah penginapan dan camping ground. Pengunjung yang ikut paket wisata siswa SD dan SMP, dipandu menjelajah kebun, diskusi dan tanya jawab seputar tanaman yang mereka kunjungi, belajar budidayanya tanaman, dan dilanjutkan acara bebas. Berita baik buat rombongan siswa SD dan SMP, mereka berhak atas diskon masing-masing 50% dan 20%. Sedangkan paket berkemah per malam (pramuka) dibandrol Rp10 ribu. Biaya konsumsinya Rp25 ribu/oranguntuk dua hari satu malam.
Lain lagi paket outbond dibandrol Rp150 ribu/orang minimal 20 orang. Biaya ini sudah termasuk pemandu kegiatan,permainan, kaos, makan siang, dan camilan.
Selain wisata, pemilik menawarkan paket pelatihan budidaya salak, manggis, durian dan beberapa tanaman sayuran lengkap dengan pelatih. Besarnya biaya sesuai kemampuan peserta.
0 komentar:
Post a Comment